Iklan

Waspada Politik Identitas, JAPTI Indonesia ; PA 212 Tidak Relevan Mengatasnamakan Umat Islam

El Zahrany
Jumat, 17 November 2023
Last Updated 2024-09-17T18:16:50Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Pasang Iklan Anda Disini


Narasiumat.com - Persaudaraan Alumni 212 bersama Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama hanya mengundang pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ke acara Ijtima Ulama di Komplek Majelis Az-Zikra, Bogor, Sabtu  (18/11).

Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD kabarnya sengaja tidak diundang atas permintaan anggota PA 212 dan GNPF Ulama tersebut.

Rencana Persaudaraan Alumni 212 bersama Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama mengundang salah satu pasangan Capres ini sangat tidak patut. Bahkan Persaudaraan Alumni 212 bersama Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama sama sekali tidak relevan dalam mengatasnamakan umat Islam. Terlebih lagi, pengatasnamaan tersebut hanya untuk kepentingan politik praktis dukung mendukung calon Presiden tertentu. Bukan dalam konteks menjaga nilai-nilai luhur agama dalam semangat persatuan bangsa. 

Persaudaraan Alumni 212 bersama Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama sama sekali tidak menggambarkan umat Islam Indonesia secara keseluruhan. Apalagi dengan menggunakan diksi ijtima ulama yang dalam terminologi Islam sangat sakral.

Kami khawatir hal ini hanyalah upaya untuk menggunakan nama agama dan umat sebagai alat politik semata. Masyarakat kita memiliki trauma besar terhadap politisasi agama dalam pentas politik. Sehingga kami sampaikan bahwa agenda Persaudaraan Alumni 212 bersama Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama ini sama sekali tidak relevan dalam upaya kita menciptakan pemilu yang damai dan harmoni. 

Agama dan nilai-nilai yang menyertainya tidak sepatutnya dijadikan alat untuk kepentingan politik beberapa pihak. Apalagi bila menjurus pada politik identitas yang bisa menjadi bara dalam sekam bagi keutuhan bangsa dan negara.

JAPTI Indonesia khawatir apabila nilai atau norma agama yang mulia dan luhur ini justru dijadikan alat legitimasi konflik antar umat beragama, diskriminasi terhadap kelompok minoritas dan lain sebagainya yang justru menjauhkan dari nilai yang hakiki dari agama dan kontraproduktif dalam membangun persatuan bangsa.

Penulis :

A. Pandu Wijonarko
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat JAPTI Indonesia 
(Jaringan Alumni Perguruan Tinggi Indonesia)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl