Terkini Lainnya

Rekonstruksi Pembelajaran Dalam Dunia Pendidikan

El Vandii
Sabtu, 10 Agustus 2024, Agustus 10, 2024 WIB Last Updated 2024-08-10T14:40:12Z


Rekonstruksi Pembelajaran Dalam Dunia Pendidikan

Oleh : Nurapsi (Mahasiswa STAI Al- Azhary Cianjur)


Narasiumat.com - Pendididikan sebagai sarana memanusiakan manusia (humanisasi). Tentu sebagai peserta didik adalah seorang manusia yang memiliki kodrat atas dirinya, yakni memiliki potensi  kecenderungan serta memiliki emosi. Maka melalui pendidikanlah proses menjadi itu akan berlangsung. Dan tugas seorang pendidik, memenuhi potensinya sebagai manusia yakni secara kebebasan berpikir. Potensi-potensi tersebut akan teraktualisasi sesuai nilai-nilai di dalam  masyarakat agama. Itulah pendidikan yang berhasil. sesuai paragraf di atas maka sebagai seorang pendidik harus mampu melahirkan ide, gagasan untuk dapat mengukur serta merancang secara sistematis pola atau strategi dalam penilaian pembelajaran.


Penalaian merupakan suatu kegiatan terstruktur yang di rencang oleh seseorang, kelompok maupun suatu lembaga. Sedangkan belajar adalah sebuah upaya membangun kualitas siswa atau manusia yang berlansung secara dialektis melalui komunikasi dua arah.


Demikian penilain kegiatan belajar merupakan sebuah upaya sistematis untuk membangun dan mengukur keberhasilan dari suatu kegiatan belajar tertentuh. Baik secara kemampuan kreativitas ketrampilan moral serta nilai.


Filosofi belajar adalah sebuah keyakinan atas konsep yang diupayakan untuk merekontruksi metode belajar, dengan memahami prinsip unsur serta faktor-faktor pada proses yang berlangsung dengan mempertayakan hakikat makna belajar serta tujuan belajar itu sendiri. 


(Ali mansur Monesa, dalam BERNAS Filsafat Belajar). Belajar sebagai proses komunikasi tentuh memiliki rancangan motode serta definisi sebagai batasan bagi penilain di dalam belajar tertentuh, di dalam penilain kegiatan belajar seorang pendidik harus merancang batasan pencapaian sebagai ukuran keberhasilan dalam kualitas maupun moral / nilai .


Secara psikomotorik afektor kognitif, berdasarkan batasan-batasan penelian tersebut pendidik juga harus menciptakan suasana belajar yang harmonis tanpa menutup kebebasan dalam belajar. Menurut Arifin (2013: 4) berpendapat bahwa penilaian merupakan kegiatan yang sistematis berkesinambungan guna mengumpulkan informasi mengenai proses Page 2 11 dan hasil belajar siswa dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarakan kriteria dan pertimbangan tertentu.


Seorang pendidik harus memiliki konsep tentang belajar agar dapat menentukan arah serta tujuan dari proses tersebut pendidik harus menentukan orientas melalui proses dengan memberikan hukum-hukum yang menjadi syarat untuk sampai kepada tejuan belajar maka pendidik sebagak narasumber harus mempunyai kerangka penilaian yakni  Belajar bukan sekedar kegiatan transformasi saja namun belajar merupakan sebuah rencana yang terrencanakan melalui ukuran penilain sebagai pencapaian.


Belajar adalah proses menganalisis, memahami, mencari tahu kebenaran dari sesuatu, sedangkan mengajar merupakan motode dari belajar itu sendiri. Ketika seorang pendidik menyampaikan materi pada ruang kelas sangat tidak mungkin dia mengetahui kebenaran dari  semuanya.


Lewat proses interaksi dua arahlah memberi pesan kepada masing-masing sehingga pada saat itu pun ilmu pengetahuan berkembang. Seorang pendidik dapat memahami keunikan karakter semua siswa dan kemampuan mereka melalui suatu kegiatan dealektis yang di mana melalui proses itulah eksperimen mulai bekerja untuk menemukan teori baru. Seorang dokter dapat menemukan penyakit yang berbeda karena ada pasien yang dirawat tubuh pasien itulah yang mengajarkan si dokter bahwa ada hal yang berbeda bahkan yang belum diketahui.(Ali mansur Monesa dalam BERNAS).


EVALUASI


Maka dari itu untuk dapat mengukur pencapaian sebuah pembelajaran, berdasarkan proses yang terlaksana sesuai rancangan maka evalusi merupakan sebuah metode untuk mengukur pencapain belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) evaluasi diartikan sebagai penilaian. Jadi dapat dikatakan evaluasi adalah sebuah proses menilai, dan proses menilai tersebut dengan megevaluasi apakah  siswa / pendidik secara umum atau seperdua dari jumlah siswa sudah sesuai terget perencanaan pembelajaran atau belum untuk menjadi pertimbangan selangjutnya, Tujuan evaluasi itu sendiri adalah untuk mengetahui proses belajar peserta didik apakah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah diterapkan, mengecek hasil belajar peserta didik apakah ada kekurangan atau tidak dalam proses pembelajaran, mencari solusi dari kekurangan yang peserta didik alami dan menjadi  acuan agar pembelajaran lebih efektif lagi.


Tentuh rancangan penilaian belakar harus di susun berdasarkan kebutuhan tertentu sebagai instrumen evaluasi, (Mengutil Ali mansur Dalam Bernas. Filsafat Belajar) 


Ciri-ciri belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Driver dan Oldhan (1994) adalah: (a) Orientasi, yaitu peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan melakukan observasi. (b) Elitasi, yaitu peserta didik mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi, menulis, membuat poster dan lain-lain. (c) Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide baru. (d) Penggunaan ide baru dalam setiap situasi, yaitu ide atau pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi. (e) Review, yaitu dalam mengapliasikan pengetahuan, gagasan yang ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubahnya


menurut saya sekurang - kurangnya evaluasi membutuhkan 4 tahap penting yaitu: 


1. Tujuan pembelajaran peserta didik di berikan kebebasan berkomentar sesuai apa yang di pikirkan guru hanya fasilitator

2. Dekontruksi ide atau gagasan membongkar kekeliruan dalam proses belajar yakni cara berpikir berargumen yang baik serta memberikan motivasi agar peserta dapet menjadikannya sebagai landasaan berpikir tanpa menhakimi ide nya sendiri

3. kebebasan argument . Siswa harus bebas berpendapat dan pendidik berfungsi sebagai fasilitator yang rasional dan solutif

4. Aplikasi gagasan & motivasi . Siswa di arahkan untuk kreatif serta berkontribusi sekilgus memberikan dorongan dan dukungan sebagai spirit kepada peserta didik. 

5. Dengan menimbangkan Sikap terhadap siswa Kemampuan  berkomunikasi. 

6. Bertanggun jawab Pengetahuan teknis dalam melaksanakan tugas- tugas Orientasi pada untuk pembelajaran kemanusiaan

7. Kejujuran atau integritas 


Penilaian dalam pembelajaran merupakan sebuah desain teknis yang memiliki konsep terstruktur guna menjawab subtansi pembelajaran agar suatu proses pembelajaran dapat tetlaksanakan sesuai tujuan pendidikan dan tujuan belajar tertentu yakni belajar untuk menjadi serta mengabdi.

Komentar

Tampilkan

  • Rekonstruksi Pembelajaran Dalam Dunia Pendidikan
  • 0

Terkini

Sport