Foto : Forum Diskusi AMM-FEB UIA Via Daring |
Diskusi ini diikuti oleh mahasiswa FEB UIA, Organisasi BEM, HIMA, Ekstra, dan Intra kampus serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Jakarta dan Bekasi, sebagai bentuk kepedulian terhadap isu-isu strategis yang mempengaruhi pembangunan bangsa.
Narasumber dalam diskusi ini, Rifaldo Ketua Umum AMM-FEB UIA dan M. Yulio Ketua Umum JMJ, menyampaikan pandangannya mengenai peran penting mahasiswa dalam menyikapi tantangan geopolitik dan ekonomi dunia yang semakin dinamis. Keduanya sepakat bahwa Indonesia harus mempersiapkan langkah-langkah konkret untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yakni menjadi negara maju pada usia 100 tahun kemerdekaannya.
Geopolitik dan Tantangan Global
Diskusi ini menyoroti pentingnya pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) di era globalisasi. Menurut Rifaldo, meskipun SDA memegang peranan penting dalam geopolitik internasional, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan hasil alam untuk pertumbuhan ekonomi.
“Sumber daya manusia yang berkualitas menjadi fondasi untuk inovasi dan kreativitas, yang pada gilirannya akan mendorong produktivitas dan keberlanjutan ekonomi,” ujar Rifaldo.
berikut beberapa langkah strategis yang dibahas dalam diskusi ini untuk mencapai Indonesia Emas 2045 meliputi:
- Reformasi sistem pendidikan guna menghasilkan SDM yang kompetitif.
- Pengembangan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
- Pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
- Penguatan program perlindungan sosial untuk masyarakat rentan.
- Pengembangan sektor pertanian dan agribisnis untuk ketahanan pangan.
- Penguatan tata kelola pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi.
- Pengembangan ekonomi hijau sebagai upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Peta jalan yang jelas dalam reformasi pendidikan dan pembangunan ekonomi digital sangat penting untuk memastikan Indonesia tidak hanya mengandalkan sumber daya alam, tetapi juga berkembang melalui SDM yang unggul,” ujar M. Yulio.
Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia adalah kesenjangan ekonomi yang masih lebar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2023, rasio gini Indonesia tercatat sebesar 0,378, yang menunjukkan ketimpangan yang masih perlu diperbaiki.
“Pemerataan ekonomi dan pengurangan kesenjangan sosial adalah langkah utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Rifaldo, menekankan pentingnya kebijakan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Indonesia Emas 2045 bukan hanya tentang pencapaian ekonomi, tetapi juga tentang menciptakan negara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Visi ini menuntut adanya perubahan fundamental dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, infrastruktur, dan pemberdayaan SDM.
Diskusi ini mengingatkan bahwa pembangunan Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan kekayaan alam, namun harus didorong oleh kualitas SDM yang mampu beradaptasi dengan tantangan global. Indonesia harus mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi, serta memastikan keberlanjutan lingkungan hidup agar cita-cita Indonesia Emas 2045 bisa tercapai.
“Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, kami menyerukan kepada seluruh pemangku kebijakan untuk fokus pada pembangunan SDM, memperbaiki kebijakan ekonomi, dan memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat merasakan dampak positif dari pembangunan,” tutup M. Yulio, yang juga berharap agar diskusi ini dapat membuka wawasan baru bagi mahasiswa dan pemangku kebijakan dalam merencanakan langkah-langkah pembangunan yang lebih inklusif.
Diskusi ini menjadi momentum bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam merancang masa depan bangsa yang lebih baik, dengan berfokus pada pendidikan berkualitas, pemerataan sosial, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.