Sumber Foto : Kementerian Tenaga Kerja |
“Kami sangat menyambut baik keterlibatan berbagai institusi, baik dari sektor swasta, perguruan tinggi, maupun media yang memiliki minat untuk berkolaborasi dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) masa depan Indonesia yang berkualitas dan kompetitif,” ujar Yassierli dalam pidatonya sebagai keynote speaker pada acara "Grand Launching" dan "Focus Group Discussion" bertajuk "Indonesia-Tiongkok Education and Industry Global Partnership 2024" di Universitas Training Center (UTC) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rabu (18/12/2024).
Yassierli menilai pembentukan Komunitas Industri-Pendidikan ini sebagai bentuk nyata dari komunikasi yang efektif antara industri dan perguruan tinggi vokasi. Dengan adanya komunikasi ini, kebutuhan dunia industri dapat tersampaikan langsung kepada institusi pendidikan.
“Ini merupakan langkah awal dari kerja sama antara perguruan tinggi vokasi di Indonesia dengan sejumlah perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di sini. Pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagaimana perguruan tinggi mengevaluasi kurikulum dan sistem pendidikan agar dapat merespons kebutuhan ini,” jelasnya.
Menurut Yassierli, kebutuhan industri Tiongkok terhadap tenaga kerja Indonesia sangat signifikan. Namun, ia juga menyadari bahwa tuntutan keterampilan industri di Tiongkok berbeda dengan kebutuhan industri domestik Indonesia saat ini.
“Bagi Indonesia, ini adalah peluang besar untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang sesuai kebutuhan Tiongkok. Jika tidak, kita khawatir posisi ini akan diisi oleh tenaga kerja asing dari negara lain,” tegasnya.
Yassierli berharap diskusi lanjutan dapat dilakukan untuk mengidentifikasi keterampilan spesifik yang dibutuhkan oleh industri Tiongkok. “Langkah selanjutnya adalah bagaimana institusi vokasi kita merespons kebutuhan tersebut. Mungkin ada pelatihan yang hanya membutuhkan beberapa bulan, namun ada juga yang perlu bertahun-tahun. Jika kebutuhan spesifik itu sudah jelas, maka kita harus siap,” tambahnya.
Selain menyoroti peluang kerja sama dengan Tiongkok, Yassierli menegaskan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan akan tetap berfokus pada tiga sektor prioritas Presiden Prabowo Subianto, yaitu swasembada pangan, ketahanan energi, serta hilirisasi dan industrialisasi.
“Kemnaker akan terus menyiapkan kompetensi tenaga kerja di tiga sektor prioritas ini, sejalan dengan visi Presiden. Sementara itu, kolaborasi dengan Tiongkok tetap menjadi bagian dari upaya memperluas peluang kerja bagi tenaga kerja Indonesia,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok tidak hanya meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal, tetapi juga memperkuat daya saing Indonesia di kancah global.