Narasiumat.com - Program makan bergizi gratis menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di pedesaan. Langkah ini juga diharapkan mampu mendongkrak produktivitas ekonomi lokal secara berkelanjutan.Sumber Foto : Kementerian Desa
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat desa untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Hal ini diungkapkannya saat berkunjung ke Nagari Nanggalo, Kecamatan Koto XI, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Minggu (15/12/2024).
“Kita ingin desa-desa di Pesisir Selatan tidak hanya menjadi penonton atau sekadar pengguna hasil program ini. Kita ingin mereka berperan sebagai pemasok utama bahan baku untuk makan siang bergizi gratis,” tegas Mendes Yandri.
Mendes Yandri juga mengungkapkan bahwa program ini merupakan bagian dari prioritas pemerintahan Presiden Prabowo, dengan anggaran sebesar Rp71 triliun. Desa-desa di seluruh Indonesia menjadi ujung tombak pelaksanaan inisiatif ini. Ia berharap, program tersebut tidak hanya membantu meningkatkan kesehatan anak-anak, tetapi juga menjadi katalisator untuk membangkitkan perekonomian lokal.
“Perkiraan kami, uang yang beredar di desa-desa bisa mencapai tujuh hingga sembilan miliar rupiah per tahun. Ini angka yang sangat besar dan bisa menjadi momentum penting untuk menggerakkan roda ekonomi di pedesaan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari strategi implementasi, Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) akan dilibatkan secara aktif. BUM Desa akan bertugas membeli dan mengelola produk unggulan lokal untuk mendukung kelancaran program makan bergizi gratis. Dengan demikian, program ini tidak hanya bermanfaat bagi generasi muda, tetapi juga memperkuat potensi ekonomi desa secara menyeluruh.
“Saya berkomitmen untuk terus mendatangi desa-desa di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah memastikan program ini benar-benar berjalan, sekaligus mendorong kemakmuran rakyat, menghapus kemiskinan, dan meningkatkan kualitas SDM di pedesaan,” kata Mendes Yandri.
Program ini diharapkan menjadi model keberlanjutan yang mampu menciptakan dampak positif tidak hanya bagi kesehatan anak-anak, tetapi juga bagi perkembangan ekonomi desa dalam jangka panjang.